Brandoville Studios Indonesia Ditutup, Netizen Meluapkan Amarahnya, Apa yang Terjadi?

Mungkin tidak semua gamer Indonesia mengenal Brandoville Studios. Studio seni asal Indonesia ini sebelumnya adalah bagian dari Lemon Sky Studios sebelum memisahkan diri pada tahun 2020. Meski baru ditutup beberapa minggu yang lalu, para mantan karyawan mulai mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan selama bekerja di sana, dengan tuduhan lingkungan kerja yang buruk dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Apa sebenarnya yang terjadi di balik penutupan ini?

Mengapa Netizen Mengecam Brandoville Studios?

Brandoville Studios didirikan oleh Ken Lai dan berfokus pada pembuatan aset game untuk beberapa judul besar seperti Gears of War 5, The Last of Us Part 1, Final Fantasy VII Remake, dan lainnya. Namun, setelah resmi ditutup pada pertengahan Agustus 2024, mantan karyawan mulai berbagi pengalaman kerja mereka, yang memicu kemarahan netizen di berbagai media sosial.

Salah satu mantan karyawan, Bisher Dokkmak, membagikan bukti di Twitter/X tentang pelecehan yang dialaminya bersama rekan kerja lainnya di bawah kepemimpinan Cherry Lai, co-owner studio yang juga istri dari Ken Lai, CEO perusahaan tersebut. Tuduhan ini termasuk pelecehan fisik dan manipulasi terhadap karyawan.

Detail Pelecehan dan Kondisi Kerja yang Diungkapkan

Cherry Lai dilaporkan melakukan berbagai tindakan tidak manusiawi terhadap karyawan. Berdasarkan bukti yang dibagikan, beberapa pegawai dipaksa menampar diri sendiri sebagai hukuman, dan tindakan tersebut direkam melalui video WhatsApp. Selain itu, ada laporan tentang pemecatan yang melanggar hukum, serta adanya paksaan kepada karyawan untuk mengundurkan diri.

Beberapa mantan karyawan juga mengungkapkan bahwa mereka dipaksa bekerja melebihi jam kerja yang ditetapkan. Tidak hanya itu, mereka mengaku mengalami pelecehan verbal dan dipermalukan di tempat umum. Salah satu kasus yang paling mengejutkan adalah tidak diizinkannya karyawan untuk mengambil cuti ketika orang tua mereka meninggal, serta kewajiban untuk membayar biaya perjalanan dinas dan peralatan kerja menggunakan uang pribadi—tanggung jawab yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan.

Dengan berbagai tuduhan tersebut, tidak mengherankan jika Brandoville Studios mendapat kecaman keras dari netizen di berbagai platform media sosial. Lebih mengejutkan lagi, ini bukan kali pertama tuduhan semacam ini muncul.

Brandoville Studios Pernah Diungkap dalam Video Dokumenter pada Tahun 2021

Kasus pelecehan di Brandoville Studios sebenarnya sudah pernah terungkap pada tahun 2021 melalui sebuah video dokumenter di YouTube oleh Channel People Make Games. Video tersebut mengekspos kondisi kerja yang buruk di studio ini, dan tampaknya sejak saat itu, masalah tersebut terus berlanjut hingga akhirnya perusahaan tutup pada Agustus 2024.

Meski Brandoville Studios sudah ditutup, masalah belum berakhir. Ken dan Cherry Lai diketahui telah mendirikan studio baru bernama Lailai Studios. Namun, halaman Facebook studio baru ini sudah dipenuhi komentar pedas dari netizen yang mengkritik sejarah buruk di Brandoville.

Belum Ada Pernyataan Resmi dari Ken dan Cherry Lai

Hingga saat ini, baik Ken maupun Cherry Lai belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan pelecehan yang terjadi di Brandoville Studios. Mereka juga belum merilis pernyataan apa pun di media sosial atau platform publik lainnya mengenai kasus-kasus yang menjerat mereka.

Penutupan Brandoville Studios mungkin menandai akhir dari studio ini, tetapi dampak negatif dari perlakuan mereka terhadap karyawan masih menjadi topik perbincangan hangat di kalangan netizen. Dengan munculnya studio baru, masih banyak yang menantikan tanggapan resmi dari para pendiri tentang tuduhan pelecehan dan pelanggaran hak karyawan.

Next post Slot Online Gacor Sensasional: Peluang Menang Besar di Tahun 2024